SEJARAH ASAL MULA TUK MULYO
Tuk mulyo merupakan salah satu sumber mata air terbesar yang ada di Desa Pandemulyo Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung tepatnya disebelah selatan dusun Mulyo. Sumber mata air tersebut merupakan salah satu sumber mata air terbesar yang digunakan untuk konsumsi masyarakat dusun Mulyo dan sebagai salah satu sumber pengairan sawah didesa Pandemulyo sampai dengan Desa Danupayan. Nama Tuk Mulyo yang diambilkan kata “TUK” yang berasal dari bahasa jawa yang artinya Sumber Mata Air dan “MULYO” yang berasal dari nama dusun Mulyo kemudian digabung menjadi “TUK MULYO”. Luas area Tuk Mulyo lebih kurang 1 Ha berbentuk perbukitan yang berupa tanaman keras sehingga pemandangannya sangat indah untuk dapat dinikmati.
Sejarah sumber mata air tuk mulyo merupakan sumber mata air buatan yang dibuat sejak masyarakat. Menurut cerita bahwa pada jaman dulu masyarakat di sekitar Dusun Mulyo sangat kekurangan air bahkan sampai saat ini tidak ada sumur yang ada didusun mulyo karena tidak ada air yang keluar jika dibuat. Kemudian pada saat itu masyarakat dusun mulyo berusaha mencari sumber air dengan cara mencari aliran air tanah. Menurut cerita bahwa aliran sumber mata air Tuk Mulyo berasal dari sumber mata air Tuk budoyo yang berada di Lereng gunung sumbing yang melewati desa pandemulyo dan sampai ke mudal pikatan Temanggung. Di Dusun Tangkil tepatnya disebelah selatan terdapat Batu Besar yang bernama Batu Kasur, menurut cerita bahwa batu tersebut digunakan untuk menutup aliran air bawah tanah yang berasal dari Tuk Budoyo, Berbekal cerita tersebut masyarakat berusaha mencari kebenarannya dengan cara menggali aliran sumber mata air tersebut. Rencana awal penggalian tersebut akan dilakukan di sebelah selatan dusun Kemalangan Desa Pandemulyo namun tidak jadi dilaksanakan karena tkuatir akan mengenangi Dusun Kemalangan dan dibawahnya, kemudian penggalian tersebut dipindahkan ke sebelah selatan Dusun Mulyo. Setelah dilakukan penggalian keluarlah mata air yang sangat besar. Selain itu Tuk Mulyo memiliki cerita mistik yang sama dengan Tuk Budoyo sehingga sampai saat ini masih banyak dipercayai banyak orang untuk untuk mengadakan acara-acara mistik dilokasi tersebut. Bahkan pada hari-hari tertentu masih banyak orang yang datang dari luar untuk melakukan cirakat atau kunkum/mandi dimalam hari dengan maksud yang berbeda-bada. Serta sering kali digunakan oleh warga nasrani untuk melaksanakan upacara baptis. Dan dari masyarakat sekitar Pandemulyo setiap tahun masih mangadakan upacara adat Nyadran Tuk Mulyo yang dilakukan setiap tahun sekali dengan mengadakan upacara dan pentas kesenian.
Pada Jaman Belanda Kota Temanggung sangat kekurangan air sehingga diambillah oleh Belanda untuk dibawa kekota Temanggung sampai saat ini dan dikelola oleh Kabupaten Temanggung. Bangunan sisa penjahan Belanda yang ada sampai saat ini masih berdiri kohoh. Dan masih digunakan dan baru pada tahun 1955 didirikan Bangunan untuk pengolahan air.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook