Temanggung 27 Juli 2024- Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya tidak terlepas dari masalah sampah. Sampah adalah efek samping yang tak terhindarkan dari berbagai aktivitas manusia, baik yang berasal dari rumah tangga maupun industri. Masalah ini semakin rumit seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, pesatnya migrasi, dan perubahan gaya hidup masyarakat. Barang-barang sekali pakai seperti plastik serta limbah industri menjadi sumber utama timbunan sampah yang semakin meluas. Dampak negatifnya tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan manusia dan hewan. Dengan demikian, penanganan sampah menjadi salah satu tantangan utama yang perlu segera diatasi melalui langkah-langkah konkret dan kesadaran kolektif.
Desa Mojosari, Kecamatan Bansari, Temanggung, memiliki jumlah penduduk kurang lebih 2.247 jiwa. Permasalahan sampah di Desa Mojosari tergolong cukup rumit untuk diatasi dan dapat berdampak negatif bagi desa. Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang dihasilkan oleh warga setiap harinya, mengingat mayoritas penduduk Desa Mojosari bekerja sebagai petani. Dampak negatif dari sampah organik ini sangat beragam, mulai dari pencemaran lingkungan hingga kerusakan ekosistem. Selain itu, tumpukan sampah organik yang tidak terkelola dengan baik bisa menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis penyakit, mengganggu estetika lingkungan, dan
menghasilkan bau tidak sedap yang mengurangi kualitas hidup warga desa. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dan berkelanjutan untuk mengelola sampah organik dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Langkah awal untuk mengatasi dampak negatif yang disebabkan oleh sampah organik adalah dengan cara memanfaatkannya menjadi sesuatu yang lebih berguna dan ramah lingkungan. Salah satu cara efektif adalah melalui proses pengomposan, di mana sampah organik diubah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian. Semua hal yang dilakukan tidak lepas dari peran aktif masyarakat serta pemerintah desa.
M. Raihan Baihaqi, anggota Tim KKN II Undip 2024 dari Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, memberikan pendampingan kepada ibu-ibu PKK Desa Mojosari dalam pembuatan biopori. Pendampingan ini merupakan salah satu bentuk upaya pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik. Dengan memanfaatkan biopori, sampah organik dapat diolah secara lebih efektif, sehingga membantu mengurangi beban tempat pembuangan akhir dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Mojosari dapat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah organik dan terampil dalam menerapkan teknologi sederhana namun bermanfaat ini.
Pendampingan pembuatan biopori ini diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat Desa Mojosari. Sebelumnya, mereka mungkin menganggap bahwa sampah yang dihasilkan harus langsung dibuang dan dibakar. Melalui program ini, diharapkan mereka akan memahami bahwa sampah organik sebenarnya dapat diolah menjadi produk yang bernilai fungsional dan ekonomis. Dengan demikian, masyarakat akan lebih termotivasi untuk mengelola sampah dengan cara yang lebih bijak, mengurangi praktik pembakaran sampah yang merugikan lingkungan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang dan pemanfaatan kembali bahan organik untuk kehidupan sehari-hari.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook