Inovasi Dapur: Cuka dan Garam sebagai Alternatif Herbisida Alami

Temanggung (4/8) Mahasiswa KKN Tim II dari Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro melaksanakan program kerja sosialisasi dan pelatihan pembuatan herbisida alami berbahan dapur yakni cuka dan garam di Desa Pasuruhan, Temanggung. Program ini bertujuan untuk membantu petani desa menemukan solusi yang ramah lingkungan dan mudah dibuat dalam mengatasi permasalahan gulma yang mengganggu hasil panen.

Penggunaan bahan dapur tersebut dipilih karena memiliki khasiat masing-masing terhadap gulma. Cuka dapur mengandung senyawa asam asetat yang bekerja dengan cara mengeringkan gulma, garam mengandung senyawa natrium klorida yang akan mengganggu keseimbangan air dalam gulma sehingga menyebabkan dehidrasi dan kematian gulma. Terdapat bahan tambahan yakni sabun cuci piring yang mengandung surfaktan yang akan membantu campuran garam dan cuka menempel pada gulma serta meningkatkan penetrasi bahan aktif ke dalam jaringan gulma.

Dalam program ini, mahasiswa menjelaskan kepada para petani Desa Pasuruhan tentang cara pembuatan herbisida alami yang sederhana namun efektif. Pembuatannya dimulai dengan mencampurkan 25 sendok cuka dapur, 10 sendok makan garam dapur, 1 sendok makan sabun cuci piring dan 1 liter air bersih. Kemudian aduk larutan tersebut hingga tercampur rata. Masukkan larutan tersebut ke dalam botol spray dan aplikasikan pada gulma target.

Masyarakat Desa Pasuruhan menunjukkan minat yang besar terhadap inovasi ini. Setelah mendengarkan pemaparan, beberapa petani setempat berencana untuk mengaplikasikan larutan herbisida alami tersebut di lahan mereka sendiri. “Kami senang mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru yang sederhana namun mudah dipraktikkan. Semoga ini bisa menjadi solusi yang aman bagi lingkungan kita ini,” ungkap salah satu petani desa setempat.

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro di Desa Pasuruhan tidak hanya memberikan informasi baru mengenai herbisida alami, tetapi juga membangkitkan kesadaran akan pentingnya praktik pertanian yang berkelanjutan. Dengan menggunakan bahan-bahan alami, diharapkan petani dapat meningkatkan hasil panen mereka tanpa merusak lingkungan. Melalui program KKN ini, mahasiswa telah menunjukkan bahwa solusi sederhana dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat Desa Pasuruhan.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat