Candisari, Bansari (06/08) - Indonesia memiliki berjuta macam kebudayaan, tentunya memiliki tantangan sendiri dalam menjaga keaneragamannya tersebut. Globalisasi dan zaman yang terus berkembang, membuat kita harus semakin sungguh sungguh menjaga warisan budaya. Generasi bangsa yang tumbuh beriringan dengan kecanggihan teknologi juga menjadi tantangan sendiri untuk memperkenalkan kepada mereka mengenai apa itu budaya lokal dan beragam jenis kesenian di dalamnya.
Dalam upaya melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal dengan memanfaatkan sebuah konten yang dikemas dengan apik sekaligus menarik demi bisa memikat masyarakat. Tim KKN UNDIP II membuat produksi video berfokus pada kesenian Jaranan yang merupakan salah satu kesenian Desa Candisari.
Kesenian Jaranan, yang terkenal dengan tarian kuda lumping dan pertunjukan yang melibatkan elemen magis, adalah bagian penting dari warisan budaya masyarakat Jawa. Namun, dalam era modern ini, banyak tradisi lokal menghadapi ancaman kepunahan akibat perubahan zaman dan kurangnya dokumentasi yang memadai. Mahasiswa KKN UNDIP II menyadari tantangan ini dan berkomitmen untuk melakukan sesuatu yang berarti.
Proyek video ini tidak hanya bertujuan untuk mendokumentasikan kesenian Jaranan tetapi juga untuk pengetahuan dan pemahaman serta branding kesenian desa Candisari khususnya Dusun Tarukan yang lebih luas kepada generasi muda dan masyarakat umum. Dalam proses pembuatan video, mahasiswa koordinasi untuk mendiskusikan hari dan tempat untuk pengambilan gambar, dan konsep video yang diinginkan. Setelah itu Tim KKN UNDIP berdiskusi mengenai konsep video dan melakukan wawancara dengan penasehat kesenian.
Pembuatan video ini disambut baik oleh kelompok kesenian Jaranan. Mereka antusias dengan kegiatan ini dan berharap nantinya kesenian Jaranan dapat terkenal di luar Desa Candisari. “Ya semoga nantinya dapat dikenal oleh orang-orang diluar Desa sehingga banyak generasi muda yang melestarikan dan tidak hanya melestarikan namun juga dapat menjadi penghasilan bagi yang melestarikan budaya ini” ujar Pak Sarmin Supodo yang merupakan penasehat kesenian Dusun Tarukan.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook