Temanggung (27/07/2024). Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP), Luthfia Putri Mutiara dari Program Studi Psikologi menyelenggarakan program pemberdayaan Penanganan Pertama dan Pengobatan Demam Berdarah Dengue dari Sisi Kesehatan Fisik dan Psikologis di Desa Gununggempol, tepatnya pada kegiatan posyandu di Dusun Cliwik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, khususnya ibu-ibu terkait hal-hal apa saja yang perlu dilakukan ketika anak mengalami gejala-gejala dari penyakit demam berdarah dengue.
Kegiatan ini dilatarbelakangi dari adanya keresahan Kepala Desa Gununggempol yakni Bapak Eko Wasono terkait bahaya dari Demam Berdarah Dengue. “Dampak Demam Berdarah bahaya sekali itu, bahkan bisa sampai menyebabkan kematian” ungkap Pak Eko.
Tak jarang ditemukan pada lingkungan sekitar sehari-hari yang terkadang hanya fokus dan perhatian terhadap kesehatan fisik seseorang saat sakit, namun abai terhadap perasaan dan emosi orang itu sendiri terkadang membuat seseorang sulit untuk berjuang melawan penyakitnya. Maka dari itu, tak hanya membahas terkait penanganan pertama dan pengobatan demam berdarah dengue dari sisi kesehatan fisik, dalam kegiatan pemberdayaan yang bertajuk “Langkah Cerdas Keluarga Sehat: Pemberdayaan terkait Penanganan Pertama Demam Berdarah dan Pengobatan dari Sisi Kesehatan dan Psikologis” ini mengajak ibu-ibu Desa Gununggempol untuk menyadari tak kalah pentingnya untuk memahami emosi dan perasaan anak saat mengalami penyakit demam berdarah dengue.
Program pemberdayaan ini dilakukan setelah kegiatan posyandu dan dihadiri oleh Kepala Dusun Cliwik, Bidan Desa Gununggempol, Kader Posyandu, dan beberapa ibu-ibu Dusun Cliwik yang terlihat antusias untuk memahami materi yang disampaikan.
Dengan adanya program pemberdayaan terkait penanganan pertama dan pengobatan demam berdarah dengue dari sisi kesehatan fisik dan psikologis, diharapkan ibu-ibu dapat terlatih untuk menangani anak saat merasakan gejala demam berdarah dengue maupun saat sudah terdiagnosis penyakit tersebut sehingga anak mendapatkan dukungan kesehatan, sosial, dan emosional saat berjuang melawan penyakit demam berdarah dengue.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook