Melestarikan Budaya dan Kesenian Tradisional

MAHASISWA KKN TIM II PENDAMPINGAN TRADISI EVENT BUDAYA KOMUNITAS KESENIAN WAROK

[Temanggung Desa Tanduran Caturanom], Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro turut serta dalam melestarikan tradisi event budaya komunitas kesenian Warok di Desa Tanduran. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap pelestarian budaya lokal yang semakin terkikis oleh modernisasi.

Komunitas kesenian Warok di Desa Tanduran memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilainilai luhur. Namun,seiring berjalannya waktu, minat generasi muda terhadap kesenian tradisional ini semakin menurun. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN Tim II berinisiatif untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada generasi muda agar mereka lebih tertarik dan terlibat dalam kegiatan kesenian Warok. 

Di Dusun Tanduran sendiri warokan adalah salah satu ragam kesenian tari tradisional kerakyatan yang berkembang di sekitar tahun 1995 hingga kini. Tarian ini terinspirasi dari kubro siswo sebagai alat penyebaran agama Islam berinovasi menjadi Warok. Berkembang turun temurun di kalangan rakyat desa karena gerakannya cenderung mudah ditarikan. Iringan musik dan busana yang digunakan pun cenderung sederhana. properti yang digunakan adalah kuda kepang, toyak, dan tali kolor besar. Warokan ditarikan secara berpasang pasangan, menggambarkan suatu peperangan. Tarian warokan memiliki 35 ragam gerak yang mencerminkan gerak prajurit dalam peperangan, mulai dari pemanasan hingga adu lawan

Sebuah kelompok seni tradisional yang berfokus pada kesenian Warok. Berdiri di kabupaten Temanggung, Jawa tengah komunitas ini memiliki misi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal melalui pertunjukan seni yang memukau.

Shadam, selaku ketua tim, mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk dapat berkontribusi dalam pelestarian budaya Warok. “Kami berharap kegiatan ini dapat membangkitkan kembali semangat generasi muda untuk melestarikan budaya leluhur,” ujarnya. 

Sementara itu, Bapak dani menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan mahasiswa KKN. Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut dan semakin memperkuat komunitas kesenian Warok,” ungkapnya.

Turonggo Mudo sebagai pendidikan nonformal memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk melatih bakat dan kreatifitas di bidang seni. Bakat yang digali lewat kegiatan Turonggo Mudo akan sangat membantu siswa dalam memperkaya ilmu dan pengetahuan. Lewat pendidikan nonformal (Turonggo Mudo) inilah, siswa mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang tidak mereka dapatkan di dalam pendidikan formal.

Dilansir oleh : Mahasiswa KKN UNDIP


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat