Kenalin, 2 Sanggar Seni Dari Dusun Karangbendo Yang Tampil di Gebyar Muharam

Sanggar seni merupakan wadah untuk melakukan kegiatan seni baik tari-tarian, seni musik, seni kriya, maupun seni peran. Seperti dua Sanggar seni yang ada di Dusun Karangbendo, Desa Tegalroso, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung. Sanggar tersebut merupakan salah dua Sanggar dari empat sanggar yang menunjukkan aksinya di Gebyar Muharam pada Senin, (15/7/2024) dan Selasa, (16/7/2024) malam bertempat di Dusun Karangbendo lalu. Berikut dua Sanggar tersebut

 

Wahyu Turonggo Budoyo

Sanggar ini juga dikenal dengan tarian jaran kepang yang berdiri pasa tahun 1994. Sanggar ini diketuai oleh bapak Daryono yang masih aktif melestarikan kesenian di Dusun Karangbendo di tengah kesibukannya sebagai petani. Dalam keanggotaan dan  perekrutannya, semua penari dari sanggar ini adalah masyarakat dusun Karangbendo yang terdiri dari semua kalangan, baik laki-laki usia muda maupun perempuan hingga usia dewasa dan tidak membatasi syarat apapun, sehingga siapapun bebas bergabung. Dalam setiap latihan tarian jaran kepang tidak ada pelatih khusus, latihan hanya menggunakan video YouTube sebagai media pedoman. Sehingga, gerakan tarian pun fleksibel dalam setiap penampilan.

 

Saat pertunjukan jaran kepang, penari laki-laki yang terdiri dari 16 orang akan mengenakan kostum unik dengan wig besar dan make up yang menyeramkan. Dengan kostum tersebut, penari dapat menggerakkan anyaman bambu yang membentuk kuda.  Mereka bergerak dan menari seakan-akan mereka benar-benar sedang menunggangi kuda. Di sela-sela perunjukan, terdapat juga tiga penari perempuan yang membawa gunungan wayang kulit. Gerakan-gerakan lincah dan atraktif ini menjadi hal yang menarik dan antusias ditonton bagi pengunjung. Tarian ini diiringi alat musik tradisional seperti gamelan, saron, kendang, dan alat musik modern seperti drum.

 

Sanggar Budaya Rimba

Sanggar Budaya Rimba atau dikenal dengan tarian topeng ireng merupakan sanggar yang juga diketuai oleh Bapak Daryono. Sanggar ini terbilang cukup muda yang berdiri pada tahun 2022. Penari topeng ireng sendiri adalah mayoritas dari ibu-ibu muda yang masih aktif melestarikan kesenian ini. Dalam merekrut anggota, sanggar budaya rimba juga tidak membatasi syarat apapun, sehingga siapapun boleh bergabung. Proses latihan tarian topeng ireng mirip dengan Sanggar Wahyu Turonggo Budoyo yang menggunakan media video YouTube.

 

Kostum tarian ini sangat unik, mereka menggunakan bahan utama dari bulu angsa dan bulu merak yang berwarni-warni berpakaian seperti pakaian Suku Indian, sehingga tarian ini memiliki ciri khas yang menarik untuk ditampilkan. Penari juga mengenakan lonceng kecil-kecil, sepatu bot, rumbai warna-warni keemasan dengan make up wajah bercoret hitam di antara bedak putih memberikan kesan terlihat gagah dan percaya diri. Dengan aksesoris dan kostum tersebut, sanggar Budaya Rimba tak ragu mengeluarkan biaya besar untuk satu penari topeng ireng dengan harga 2 jutaan.

 

Kedua Sanggar tersebut merupakan sanggar yang sampai saat ini masih kuat berdiri dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Tegalroso yang diketuai oleh satu orang yang sama, yaitu Bapak Daryono. Kedua sanggar tersebut juga didukung oleh pemerintah desa hingga pemerintah Kabupaten dengan dukungan finansial untuk kostum ataupun peralatan lain. Kedua Sanggar juga sering diundang pada acara-acara di luar desa. Kedua Sanggar tersebut sering mewakili dusun dalam acara-acara besar seperti acara kecamatan. Selain itu, juga tampil pada gebyar Muharam yang digelar pada 15-16 Juli lalu dan nantinya akan tampil pada acara 17 Agustus di Desa Tegalroso.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat